Motor Pinjamannya Selamatkan Nyawa Ibu Dan Anak Di Larantuka

Bengkel Sarjana -

loading...

Tangan yang menyembuhkan tidak sanggup menyembuhkan jikalau tidak hingga ke pasien. Kalimat itu meluncur dari ekspresi Mansetus Balawala, sang pelibas tantangan dari Larantuka.

Bengkel Sarjana -

Siapa Mansetus Balawala? Di balik sosoknya yang kalem, Mansetus mempunyai hati kolam malaikat. Semua berawal dari jeritan hatinya sehabis melihat tingginya angka simpulan hidup ibu dan anak di Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Bengkel Sarjana -

Bila dicari di peta Indonesia, Larantuka merupakan kecamatan sekaligus ibu kota Kabupaten Flores Timur, satu dari empat pulau besar di NTT. Secara geografis, Larantuka berada di bawah kaki Gunung Mandiri yang merupakan tempat pesisir. Warga Larantuka banyak yang tinggal di daerah perbukitan yang masih sangat sulit menerima susukan transportasi.

Bengkel Sarjana -

Baca Juga:

Bengkel Sarjana -

Nah, sulitnya susukan transportasi di Larantuka itulah yang menciptakan petugas kesehatan kesulitan dalam melaksanakan pelayanan terhadap warga dengan cepat. Fakta memprihatinkan itu menggerakkan hati Mansetus untuk berani melibas tantangan alam tersebut.

Bengkel Sarjana -

"Saya teringat dengan ucapan seorang dokter yang menyampaikan kepada saya bahwa tangan yang menyembuhkan tidak sanggup menyembuhkan jikalau mereka tidak bisa menjangkau pasien,"tutur Mansetus kepada Sindonews di Jakarta, Rabu (19/6/2019).

Bengkel Sarjana -

Dia mengisahkan ketika di wilayahnya diserang wabah diare di awal tahun 80an menciptakan banyak balita terpaksa meregang nyawa. Kondisi itu disebabkan kemudahan pelayanan kesehatan hanya ada di sentra kecamatan yang berjarak sekitar 15 kilometer dari rumah warga. Kontur jalanan yang buruk dan sulitnya susukan transportasi menciptakan warga terlambat menerima pelayanan kesehatan. ’’Praktis mereka hanya mengandalkan dukun kampung. Peristiwa miris itu terlupakan begitu saja,’’ungkapnya.

Bengkel Sarjana -

Setelah lulus dengan gelar Sarjana Hukum dari Universitas Nusa Cendana, Kupang, NTT, Mansetus cepat-cepat pulang ke kampung halamannya. "Tahun 2000, ketika selesai menempuh pendidikan di Kupang, saya pribadi kembali ke Larantuka. Sesuatu harus dilakukan,"tuturnya.

Bengkel Sarjana -

Dia pun terinspirasi melaksanakan sesuatu yang bermanfaat untuk memotong mata rantai penyebab tingginya angka simpulan hidup ibu dan anak di Larantuka. ’’Kami kemudian melaksanakan pencarian di internet dan menemukan Millennium Rider, komunitas pengendara motor di luar negeri. Kami jelaskan mengenai planning kami. Mereka menyetujui untuk membantu kami. Awalnya, kami mempunyai 11 unit sepeda motor yang dipinjamkan ke petugas kesehatan untuk pelayanan,’’bebernya.

Bengkel Sarjana -

Hatinya semakin tergerak sehabis menerima curhatan dari petugas kesehatan dan penyuluh lapangan keluarga berencana di Larantuka. Mereka mengeluhkan sulitnya susukan transportasi ketika akan melaksanakan pelayanan kesehatan ibu dan anak di desa terpencil dengan cepat. Kendala susukan transportasi lantaran buruknya jalur jalan yang dilalui ke rumah pasien menciptakan angka simpulan hidup ibu dan anak di Flores cukup tinggi. ’’Dari data yang kami punya, 70 jiwa melayang dalam setahun lantaran terlambat menerima pelayanan kesehatan,’’ungkap Mansetus.

Bengkel Sarjana -

Akses transportasi tidak memadai dan alam yang ganas di daerah perbukitan menciptakan petugas kesehatan sering terlambat dalam melaksanakan tindakan kesehatan. Dua tahun berikutnya, pada 2002, Mansetus bersama beberapa rekannya mendirikan Yayasan Kesehatan untuk Semua (YKS) NTT.

Bengkel Sarjana -

Yayasan inilah yang memperkenalkan jadwal peminjaman sepeda motor untuk membantu aktivitas operasional petugas kesehatan hingga ke desa terpencil. Bagi Mansetus,meminjamkan motor untuk operasional dokter, mantri, atau bidan menjadi solusi terbaik ketika itu untuk mendekatkan susukan kesehatan kepada masyarakat sekaligus menolong lebih banyak nyawa ibu dan anak.

Bengkel Sarjana -

"Kalau menggunakan motor, para dokter, bidan dan mantri bisa lebih cepat melaksanakan tindakan kesehatan lantaran bisa menjangkau rumah pasien dalam kondisi darurat," katanya. ’’Syukurlah, sehabis mantra, bidan, dan dokter menggunakan sepeda motor dalam pelayanan kesehatan ke rumah warga, jumlah angka simpulan hidup ibu dan anak di Larantuka semakin menurun lantaran cepat menerima pertolongan,’’lanjutnya.

Bengkel Sarjana -

Selain meminjamkan sepeda motor untuk operasional, Mansetus juga turun tangan membantu di lapangan. Dia membantu mengantarkan dokter dan bidan setempat menembus wilayah pedalaman ketika pelayanan kesehatan.

Bengkel Sarjana -

Saat ini, YKS NTT mempunyai 14 armada motor yang membantu 10 petugas kesehatan dalam melaksanakan pelayanan di Larantuka. Dari 10 tenaga medis, dua di antaranya perempuan. ’’Untuk ketika ini armada kita menggunakan sepeda motor bebek. Ke depan, kita akan menggantinya dengan Honda CRF 150 untuk menyesuaikan kondisi jalan di pedalaman Larantuka yang banyak berada di perbukitan,’’jelasnya.

Bengkel Sarjana -

Untuk memastikan kondisi sepeda motor selalu dalam kondisi prima,Mansetus juga menyediakan jasa bengkel gratis bagi motor-motor yang dipinjamkan kepada petugas. Tak hanya itu, ia juga menunjukkan training berkendara bagi bidan dan mantri. ’’Kami menunjukkan perawatan sepeda motor itu dengan bengkel gratis. Tujuannya menjamin kenyamanan sepeda motor untuk men-support petugas kesehatan di lapangan,’’ujarnya.

Bengkel Sarjana -

Dengan jumlah 14 armada sepeda motor tersebut, hingga ketika ini, YKS yang dipimpin Mansetus bisa melayani 32.000 penduduk yang tersebar di 44 desa di Larantuka, Flores Timur, NTT. Mansetus mengungkapkan jumlah armada operasional akan bertambah sehabis menerima sumbangan dari aneka macam pihak baik dari dalam dan luar negeri.

Tangan yang menyembuhkan tidak sanggup menyembuhkan jikalau tidak hingga ke pasien Motor Pinjamannya Selamatkan Nyawa Ibu dan Anak di Larantuka

Bengkel Sarjana -

Spirit energi positif yang ditebar Mansetus ini menginspirasi Shell Lubricants untuk mengampanyekan Shell Advance #LibasTantanganKita. Aksi faktual Mansetus sesuai dengan pilar Unseen Heroes dari kampanye Shell Untuk Indonesia dalam mendukung sosok yang bermanfaat bagi sesama namun seringkali tidak terlihat.

Bengkel Sarjana -

’’Apresiasi kami untuk para bikers dalam kesehariannya yang terus exited dengan energi positif melibas tantangan memenuhi dalam mencapai aspirasinya. Dan, hal ini terkadang bukan hanya untuk keluarga juga komunitas bahkan lebih dari itu bisa menunjukkan bantuan lebih kepada bangsa,’’kata Dian Andyasuri, Direktur Pelumas PT Shell Indonesia.

Bengkel Sarjana -

Dian berharap kampanye Shell Advance #LibasTantanganKita bisa menginspirasi motoris di Indonesia untuk bersama menebar energi positif dalam melibas tantangan hidup. ’’Pak Mansetus menjadi rujukan faktual sosok Unseen Heroes yang menjadi pilar Shell Untuk Indonesia untuk bersemangat menebar energi positif sekaligus menunjukkan bantuan faktual bagi keluarga, komunitas dan Negara,’’ujarnya.

Bengkel Sarjana -

Ketulusan hati Mansetus mengetuk hati Rio Dwanto, selebritas yang menjadi merk ambassador Shell Advance Indonesia. Dia mengapresiasi agresi faktual Mansetus yang tanpa pamrih membantu memudahkan petugas kesehatan dalam menunjukkan pelayanan kesehatan secara cepat untuk mengurangi angka simpulan hidup ibu dan bayi di Larantuka.

Bengkel Sarjana -

’’Spirit Unseen Heroes ibarat Pak Mansetus ini yang harus kita sebarluaskan kepada semuanya. Konsistensi Pak Mansetus bisa menunjukkan bantuan faktual kepada masyarakat untuk menjangkau daerah yang sulit dijangkau susukan transportasi dan pelayanan kesehatan,’’terang Rio.

Bengkel Sarjana -

Shell Advance juga mengajak masyarakat di seluruh Indonesia untuk mendukung Mansetus dan komunitasnya melalui voting online dalam Shell Advance #LibasTantanganKita. Tujuannya untuk menentukan sumbangan yang sanggup direalisasikan Shell Advance kepada Mansetus dan komunitasnya semoga tetap konsisten dalam membantu sesamanya dalam melibas tantangan di Larantuka.

Bengkel Sarjana -

(aww)

Bengkel Sarjana -

Let's block ads! (Why?)

Comments