Jepang Dan Qatar Kehilangan Respek Di Copa America 2019

Bengkel Sarjana -

loading...

PORTO ALEGRE - Tuan rumah Piala Dunia 2022 Qatar dipastikan tersingkir dari persaingan Copa America 2019. Kekalahan tipis 0-2 dari Argentina, Minggu (24/6), di Arena do Gremio menciptakan langkah mereka terhenti di fase grup. Debut Qatar di pesta sepak bola CONMEBOL itu layak mendapat apresiasi.

Bengkel Sarjana -

Bermain imbang 2-2 melawan Paraguay di berkelahi pembuka, Qatar lalu takluk 0-1 dari Kolombia dan Argentina (0-2) sehingga menciptakan juara Asia 2019 itu harus puas berada di urutan terakhir klasemen selesai Grup B. Meski begitu, penampilan mereka menciptakan negara lain mendapat tekanan.

Bengkel Sarjana -

“Ini pengalaman luar biasa, bermain melawan tim dengan pemain paling memilih di dunia (Lionel Messi). Pengalaman untuk mencar ilmu dan meningkatkan (sepak bola) Qatar di masa depan,” tandas Pelatih Qatar Felix Sanchez Bas. Sementara Jepang pagi ini menjalani berkelahi penentu menghadapi Ekuador.

Bengkel Sarjana -

Baca Juga:

Bengkel Sarjana -

Meski secara teori mempunyai peluang, kesempatan mereka terbilang kecil. Memiliki satu poin, Jepang memang sanggup lolos, tapi tergantung hasil pertandingan Uruguay vs Cile di Grup C. Jepang terpaut tiga angka dari Uruguay di urutan kedua dengan empat poin dan surplus empat gol. Sesuai regulasi, penentuan posisi grup ditentukan menurut poin, agregat gol, dan produktivitas.

Bengkel Sarjana -

Dengan syarat ini, tim Samurai Biru sanggup lolos jikalau mengalahkan Ekuador, Uruguay kalah dan menang agregat. Sulit, tapi peluang itu bukan tidak ada. Sayang, penampilan tidak mengecewakan dari Jepang dan Qatar tidak sepenuhnya mendapat respek dari penerima lain. Setelah Paraguay yang mengungkap kan kekecewaannya terhadap kehadiran tim dari Asia, giliran Venezuela melayangkan protes terbuka.

Bengkel Sarjana -

Pelatih Venezuela Rafael Dudamel menilai Copa America harus dari CONMEBOL, tim Amerika Selatan. “Seperti kolega lain, aku menyatakan posisi saya. Copa America harus dari CONMEBOL dan tim Amerika Selatan,” kata Dudamel, kepada wartawan sesudah menang atas Bolivia, dikutip Foxsports .

Bengkel Sarjana -

Padahal, keikutsertaan wakil Asia di Copa America bukan gres pertama terjadi. Jepang, misalnya. Mereka sudah ambil bab pada 1999 dan tahun ini menjadi kedua kali mereka berpartisipasi. Australia juga sudah ambil bagian.

Bengkel Sarjana -

Alasan lain, Dudamel menganggap Jepang ibarat meremehkan Copa America alasannya hanya mengandalkan pemain di bawah 23 tahun. Padahal, negara lain memakai kekuatan terbaik. “Saya tidak oke dengan permintaan kepada Jepang yang memakai pemain U-23 mereka. Saya menganggapnya kurang menghormati kompetisi kami,” tandasnya.

Bengkel Sarjana -

Meski begitu, tak semua negara penerima protes terhadap kehadiran dua wakil Asia. Bolivia menganggap CONMEBOL layak menunjukkan kesempatan kepada negara Asia yang me miliki perkembangan sepak bola cu kup bagus. Pelatih Bolivia Eduardo Villegas bahagia tim dari seluruh dunia ikut ambil bagian.

Bengkel Sarjana -

Dia punya pengalaman uji coba dengan Korea Selatan dan Jepang serta terkejut terhadap dinamika sepak bola mereka. Jadi, beliau menganggap ke ikut-sertaan negara-negara Asia di Amerika Selatan sangat positif. “Saya menganggap itu hal yang baik bahwa Copa America telah mengundang tamu. Saya pikir elok jikalau kompetisi Amerika Latin mempunyai tim Asia,” tandas Villegas.

Bengkel Sarjana -

(don)

Comments