Ini Yang Dilakukan Baghdatis Jikalau Gantung Raket Usai Wimbledon

Bengkel Sarjana -

loading...

Lama tidak terdengar kabar, petenis Siprus Marcos Baghdatis menungumkan rencana gantung raket tenis sehabis Grand Slam Wimbledon. Ya, finalisGrand Slam Australia Open 2006 itu ingin mengakhiri karir tenis profesionalnya sehabis berlaga di Wimbledon yang dimulai 1 Juli mendatang.

Bengkel Sarjana -

Rencana pensiun pemain yang pernah menduduki peringkat 8 dunia itu diunggah di media sosialnya. ’’Saya ingin menulis kepada Anda semua dan izinkan saya memberitahu kalau Wimbledon akan menjadi turnamen terakhir saya di tenis professional.’’

Bengkel Sarjana -

Baca Juga:

Bengkel Sarjana -

Baghdatis yang kali terakhir bermain di Dubai Duty Free pada Februari kemudian ingin pensiun di turnamen bergengsi sekelas Wimbledon. ’’Saya berterima kasih kepada All England Club yang memberi saya wild card di babak utama. Dan, memperlihatkan saya kesempatan memberikan salam perpisahan kepada olahraga yang sangat saya cinta dan menjadi serpihan hidup dalam 30 tahun terakhir,’’paparnya.

Bengkel Sarjana -

Dia mengakui sangat berat untuk memutuskan gantung raket di ketika karir tenis profesionalnya masih bisa berlanjut.’’Keputusan ini tidak mudah. Sangat berat bagi saya, terutama fisik, untuk bisa kembali bermain ibarat yang saya harpkan,’’ujarnya.

Bengkel Sarjana -

’’Meskipun saya ingin melakukannya, tapi batas kemampuan badan saya menghalangi saya bisa konsisten bermain di level tinggi ibarat yang saya inginkan,’’lanjutnya.

Bengkel Sarjana -

Sepanjang karirnya, petenis 34 tahun itu mencatat masuk final Grand Slam Australia Open 2006. Di final, Baghdatis kalah dari Roger Federer. Di tahun yang sama, ia juga lolos ke semifinal tapi kalah dari Rafael Nadal. Prestasi itu membuatnya menembus peringkat 8 dunia pada 2006, tertinggi dalam karirnya. Selama bermain, ia mencatat rekor menang-kalah 348-273 di tunggal dengan meraih empat gelar ATP Tour dari 14 kali masuk final.

Bengkel Sarjana -

Pergulatan batin Baghdatis untuk memutuskan pensiun dirasakannya dalam dua tahun terakhir. Hingga, pada ketika inilah ia berani mengambil keputusan berhenti. ’’Terutama dalam dua tahun terakhir yang sangat berat bagi saya ketika dihantam cedera dan rasa sakit,’’ujarnya.

Bengkel Sarjana -

Apa yang dilakukan Baghdatis sehabis pensiun? Baghdatis ingin menghabiskan waktu bersama keluarga. Dia belum ingin mencari kesibukan lain di luar tenis.’’Saya punya istri yang cantik, dua anak wanita dan yang ketiga segera lahir. Saya ingin menghabiskan waktu lebih banyak dengan mereka di rumah,’’tuturnya.

Bengkel Sarjana -

Pada 2003, Baghdatis tercatat pernah menjadi petenis nomor 1 dunia junior. Dia menikahi mantan petenis Karolina Sprem pada Juli 2012 dan dikaruniai dua anak perempuan, Zahara dan India.

Bengkel Sarjana -

''Meskipun saya murung mengucapkan selamat tinggal pada tenis, saya bersemangat menjalani fase berikutnya dalam kehidupan saya. Saya berterima kasih kepada semua pihak yang menciptakan saya bisa menjadi seseorang dan petenis ibarat ketika ini, terutama kepada ibu dan ayah yang mendukung saya bermain tenis semenjak usia 3 tahun.''

Bengkel Sarjana -

(aww)

Comments